Jumat, 26 September 2008

Menggapai Tanah Paling Tinggi. Bagian ke 2


Hura - hura, huru - hara selamat jalan. selamat datang di ketenangan alam malam. pagi yang sejuk ketika pertama kali kuinjakkan kaki dikampung lembanna. sebuah dusun kecil yang terletak dikaki gunung mulut raja ( Bawakaraeng ) 1994. Basri sibocah kecil menentang sebilah parang dengan sarung diselempang hendak menuju kesawah, seperti itulah kehidupan yang saya rasakan dari ketinggian kurang lebih 1000 mdpl. badanku mulai kaku, ditusuk dinginnya lembayung, telingaku mendengung diterpa angin gunung yang sejuk. mataku mulai lihai memilih satu persatu rumah penduduk yang akan ku singgahi. rata rata rumah di kampung berdinding kayu dengan atap seng yang pakunya sudah tercabut.

Kamis, 25 September 2008

menggapai tanah paling tinggi



Tak sekedar basa - basi, hidup berdampingan dengan alam adalah kenyataan yang tidak dapat terhindarkan. ketika saya menginjak usia 17 tahun, perlahan saya mulai bergelut dengan ganasnya kehidupan. sampai suatu masa, saya diperkenalkan dengan sebuah perjalan yang begitu menantang sekaligus mengasah wawasan saya akan alam indonesia beserta seluruh isinya. berpetualang, mendaki gunung, menyusuri lorong gua, memanjati tebing tinggi, mengarungi samudra luas....hidupku berubah, jiwaku mulai keras, peka terhadap konflik sosial dan gejolak alam. ketika aku sadar, kini aku telah menjadi seorang petualang.

akhir kata, selamat datang di puncak para dewa

Akhir 2004, saya bersama enam orang teman, Tona ( wplh Grafitasi ), sudirman ( sinlamba ), Toni ( KPA Dirsa ), Pardi ( OPA Ciprus ), Adi ( OP kaputren ) dan saya sendiri yang saat itu membawa tiga bendera organisasi, yaitu Saka Bhayangkara Ujung tanah, WPLH Grafitasi MKS dan Wanasastra Indonesia, tergabung dalam tim ekspedisi pendakian gunung semeru , sepakat untuk menjajal keganasan sekaligus mitos kental gunung semeru yang berada dipropinsi jawa timur. awalnya ekspedisi ini bernama Ekspedisi Merah Putih Jawa, Bali, Lombok dengan target pendakian Gunung Semeru, gunung Rinjani dan gunung Agung. namun karena keterbatasan biaya sehingga tim memutuskan untuk mendaki gunung semeru saja. tanggal 24 oktober, dengan menggunakan KM Prima Vista tim meninggalakan pelabuhan soekarno Hatta menuju surabaya. keberangkatan tim dilepas teman teman yang selama ini setia membantu kami , baik dalam proses pencaraian dana maupun melengkapi logistik yang akan kami bawa.