Jumat, 26 September 2008

Menggapai Tanah Paling Tinggi. Bagian ke 2


Hura - hura, huru - hara selamat jalan. selamat datang di ketenangan alam malam. pagi yang sejuk ketika pertama kali kuinjakkan kaki dikampung lembanna. sebuah dusun kecil yang terletak dikaki gunung mulut raja ( Bawakaraeng ) 1994. Basri sibocah kecil menentang sebilah parang dengan sarung diselempang hendak menuju kesawah, seperti itulah kehidupan yang saya rasakan dari ketinggian kurang lebih 1000 mdpl. badanku mulai kaku, ditusuk dinginnya lembayung, telingaku mendengung diterpa angin gunung yang sejuk. mataku mulai lihai memilih satu persatu rumah penduduk yang akan ku singgahi. rata rata rumah di kampung berdinding kayu dengan atap seng yang pakunya sudah tercabut.

2 komentar:

Unknown mengatakan...

So good......

irwan al rembo 2 mengatakan...

hanya tuhan dan orang orang pemberani yang mampu mengetahui arti setiap jejak hidupku